Belut merupakan ikan yang menjadi salah satu bahan makanan di dunia. Sebagian besar spesies belut hidup di dekat pantai dan mengubur diri di pasir, lumpur, atau di antara bebatuan. Belut adalah hewan nokturnal sehingga jarang dilihat oleh manusia. Darah belut cenderung bersifat beracun bagi manusia dan lainnya, namun toksinnya dapat dimatikan dengan memasaknya.
Masakan yang dibuat dari belut memang terkenal akan cita rasanya yang gurih, ditambah lagi apabila belut dimasak dengan cara digoreng dan disajikan bersamaan dengan sambal serta lalapan akan menambah cita rasa yang semakin nikmat. Maka dari itu, masakan belut goreng menjadi masakan yang sangat menggoda dan banyak digandrungi oleh semua lapisan masyarakat.
Belut bisa jadi hidangan yang lezat jika diolah dengan tepat. Tidak butuh teknik masak atau bumbu yang rumit, dibalur tepung dan digoreng garing saja sudah membuat sulit berhenti menyantap belut.
Kota Malang, Jawa Timur terkenal sebagai daerah yang banyak menjual hidangan belut. Salah satunya Si Belut Group, kedai penjual belut goreng yang dirintis oleh Puji Astuti.
“Awalnya saya jual belut goreng itu karena lulus kuliah susah dapat kerja. Jadi saya meneruskan usaha orang tua berjualan belut goreng 2001,” kata Puji ditemui di Pucuk Coolinary Festival, Lapangan Rampal, Malang, Sabtu (1/9/2018).
Menu andalan yang dijual Puji di kedainya adalah belut goreng tepung. Pilihannya paket nasi atau tanpa nasi, karena ternyata belut goreng tepung juga cocok untuk jadi camilan selain jadi lauk.
Puji menjual seporsi belut tepung ukuran biasa Rp 10.000 dan ukuran besar Rp 15.000. Belut goreng tepung dipadankan dengan saus sambal khas pecel Lamongan, yang memiliki rasa pedas, asam, manis, dan harum jeruk nipis.
Susah Bahan Baku
Berjualan belut goreng tepung sejak 2001, menurut Puji, mengalami perubahan yang signifikan. Khususnya dari segi harga bahan baku.
“Awal jualan saya ingat harga belut sekilo itu Rp 5.000. Sekarang sekilo Rp 60.000. Susah juga dapat belutnya,” kata Puji.
Ia mengatakan jumlah sawah di daerah Malang yang berkurang drastis selama 18 tahun menjadi penyebab kelangkaan belut.
Untuk mengakali harga bahan baku yang terus naik, mau tidak mau Puji harus menaikkan harga jual. Awal berjualan ia menjual belut gireng tepung Rp 2.000 satu porsi
Belut goreng tepung dai Si Belut Group Malang, Jawa Timur
Selain harga bahan baku yang naik, Puji mengaku ia kini tidak bisa memilih ukuran belut. Dahulu belut yang ia beli yang berukuran kecil saja.
“Soalnya kalau belut yang besar besar itu orang sering geli karena bentuknya kayak ular. Jadi sekarang saya mengakali saya potong-potong belutnya kemudian digeprek,” jelas Puji.
Ia mengaku mengolah belut tidak sulit. Hal yang harus diperhatikan adalah menghilangkan lendir belut sampai benar-benar bersih. Caranya dengan menggunakan abu gosok.
Belut yang sudah bersih kemudian dibaluri tepung yang sudah dicampur air, kemudian digoreng di minyak panas. Rasanya gurih dan membuat nagih.
Jika dirasakan, belut goreng tepung ini memiliki tekstur yang lebih mantap daripada ikan atau ayam. Sebab teksturnya tidak mudah hancur seperti ikan, tetapi tidak sulit dikunyah seperti ayam.
Jika ke Malang, sayang untuk melewatkan camilan khas belut goreng tepung. Kedai Si Belut Group Malang berada di Jalan Melati, Bumi Ayu, Malang atau dapat dibeli via ojek online.
Jadi selama di Malang kamu akan lebih banyak referensi tentang camilan khas untuk kamu bawa ke kampung halamanmu. Reservasi sekarang juga jasa Chibi Rental Motor selama explore Malang.

chibirentalmotormalang