Menilik Sejarah Kota Malang di Era Kolonial

Menilik Sejarah Kota Malang di Era Kolonial
November 25, 2018
Sensasi Makan Bakso di Pinggir Rel
November 26, 2018

Menilik Sejarah Kota Malang di Era Kolonial

Malang, adalah salah satu kabupaten dan kota di Jawa Timur yang terletak di dataran tinggi, berjarak 90 Km dari Kota Surabaya. Karena letaknya yang tinggi, kota ini memiliki udara yang sejuk dan nyaman untuk dikunjungi.Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di propinsi Jawa Timur. Kota ini telah lama berdiri yaitu sejak zaman kolonial Belanda. Karena itulah di kota ini masih banyak terdapat bangunan-bangunan bernuansa kuno yang merupakan peninggalan masa pemerintahan kolonial Belanda.

Tidak hanya bentuk bangunannya yang indah, tata kota di wilayah pusat kota Malang juga rapi. Nah, ada alasan tersendiri mengapa kota Malang ditata seperti ini. Untuk mengetahui lebih jauh, yuk kita bahas bagaimana kota Malang pada zaman dahulu.

1. Masa Sebelum Diduduki Oleh Penjajah Belanda

Sebelum mulai dibangun, Malang adalah daerah pegunungan liar yang masih jarang penduduknya. Namun beberapa orang yang tidak suka dengan VOC dan Mataram lari dan mendiami daerah ini. Nama Malang sudah dikenal sejak tahun 1710 yang berarti “melintang”. Kerajaan Mataram sendiri tidak pernah bisa memerintah wilayah ini karena banyaknya oposisi dan kerajaan yang semakin lemah karena perpecahan.

Jalan Ijen tahun 1950 [Image Source]
Jalan Ijen 

Banyaknya pemberontak yang bersembunyi di Malang tentu akhirnya membuat VOC geram. Akhirnya dengan pasukan gabungan dari VOC dan sekutunya, menyerang Malang. Sejak tahun 1716, VOC kemudian menguasai Belanda dan kemudian mendirikan benteng di wilayah yang sekarang telah menjadi rumah sakit Celaket atau Rumah Sakit Saiful Anwar.

2. Tata Kota Malang Pada Masa Pemerintahan Kolonial Belanda

Kota Malang secara geografis berada di lokasi yang nyaman dengan dikelilingi pegunungan. Hal ini membuat kota ini cocok dibuat sebagai kota hunian dan peristirahatan yang nyaman dan teduh. Kemudian sejak Undang-Undang yang mendorong pengembangan dan masuknya modal swasta asing, maka Malang semakin berkembang menjadi kota pusat perkebunan.

Alun-alun kota Malang Tempo Dulu [Image Source]
Alun-alun kota Malang Tempo Dulu 

Kota-kota kolonial di Jawa memiliki ciri khas dengan alun-alun sebagai pusatnya. Karena itu, bangunan penting bisa ditemui di sekitar alun-alun seperti kantor Asisten Residen, Kantor Bupati, Penjara, serta Masjid dan Gereja.Tempat pemukiman penduduk juga diatur oleh pemerintah kolonial. Pemukiman orang Eropa berada di daerah Barat Daya dari alun-alun yaitu sekitar Taloon, Tongan, Sawahan dan sekitarnya, serta di sekitar Kayoetangan, Oro-Oro Dowo, Tjelaket, Klodjenlor dan Rampal. Pemukiman orang Cina berada di sebelah Tenggara dari alun-alun (sekitar Pasar Besar). Pemukiman Orang Arab di sekitar belakang Masjid Jami’ di alun-alun dan orang pribumi menempati daerah kampung Kebalen, Penganggungan, Djodipan, Talon dan Klodjenlor. Sedangkan wilayah militer, berada di daerah Rampal.

3. Bangunan Tua yang Masih Tersisa

Sebagian bangunan tua dan bersejarah di Kota Malang sudah berubah, namun masih ada juga yang maih utuh dan berfungsi hingga sekarang. Misalnya LP Lowokwaru yang mengalami tiga masa yaitu masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga akhirnya Indonesia Merdeka. Penjara yang dibangun pada tahun 1921 ini pernah dibakar oleh pejuang Malang hingga tinggal dinding penyekatnya saja.

Rumah sakit Lavalette [Image Source]
Rumah sakit Lavalette 

Rumah sakit Lavalette ternyata juga termasuk peninggalan Belanda, lho. Rumah sakit ini didirikan oleh G.Ghr.Renardel De Lavalette yang setia pada pengabdian kesehatan masyarakat. Selanjutnya ada juga bangunan yang kini menjadi sekolah Corjesu yang dibangun pada tahun 1900. Awalnya, bangunan tersebut digunakan untuk sekolah pendidikan guru yang bernama SPG Santo Agustinus.Toko Oen juga termasuk peninggalan zaman Belanda. Toko es krom ini bahkan hingga kini masih tetap menjadi toko yang melegenda. Banyak wisatawan Belanda yang suka bernostalgia di toko es krim ini. Meskipun pemilikinya sudah berganti, namun suasana tempo dulu masih terasa berkat desain ruangan yang dibiarkan tetap sama.

Gereja Kayu Tangan [Image Source]
Gereja Kayu Tangan

Selain beberapa tempat tersebut, sebenarnya masih banyak lagi bangunan-bangunan peninggalan Belanda. Seperti Gereja Hati Kudus Yesus atau yang dikenal dengan Gereja Kayutangan, gedung Bank Indonesia di dekat alun-alun, Hotel Pelangi yang dulu bernama Palace Hotel, Masjid Jami’, Gereja GPIB Immanuel yang berada di samping Masjid Jami’, dan masih banyak lagi.

Langsung datang dan kunjungi tempat – tempat bersejarah di Kota Malang agar semakin dalam kalian mengenal Malang.
logo-chibi-rental-motor-malang

Chibi Rental Motor Malang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *