Tempatnya berada di Jalan Basuki Rahmat No. 5, bangunannya terlihat mencolok dengan gaya arsitektur Eropa yang masih terjaga. Dahulunya, restoran ini adalah tempat nongkrong para meneer dan mevrouw Belanda, kaum borjuis dari negeri kincir angin untuk menghabiskan waktu.
Dalam perkembangannya, Toko Oen memiliki sejarah yang panjang. Pada tahun 1910, restoran es krim yang didirikan oleh warga keturunan Cina, Liem Gien Nio, ini adalah sebuah toko roti di Yogyakarta. Sebutan Oen sendiri diambil dari nama sang suami, Oen Tjok Hok.
Setelah berjalan selama 12 tahun, tepatnya pada 1922, Toko Oen berkembang menjadi sebuah kafe es krim dan restoran yang diberi nama “Toko Oen Ice Cream Palace Patissier”. Saat ini, nama itu masih terpampang pada tembok depan toko.
Memasuki restoran, Anda akan disambut dengan tulisan berbahasa Belanda “Welkom in Malang, Toko ‘Oen’ Die Sinds 1930 Aan De Gasten Gazelligheid Geeft”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya adalah “Selamat Datang di Malang, Toko ‘Oen’ sejak tahun 1930 telah memberikan suasana yang nyaman”.
Di dalam toko, imaji Anda akan diajak kembali ke masa kolonial. Ruangan restoran ini bergaya khas Belanda dengan langit-langit bangunan yang cukup tinggi, serta pintu dan jendela kaca yang lebar khas Eropa. Sederet furniturnya pun bergaya lawas, seperti kursi, meja, dan beberapa instalasi, antara lain, piano, radio, dan foto-foto suasana Malang zaman dulu yang cukup menambah kesan tempo dulu pada toko ini. Dekat pintu masuk tertata sejumlah toples kaca bulat berukuran besar yang berisikan aneka kue kering, seperti cokelat, almond, dan kastengel.
Di Toko Oen, menu yang paling digemari adalah olahan es krim, salah satunya adalah Sony Boy. Dengan paduan bahan yang terdiri dari vanila, stroberi, cokelat, mocca, koktail, dan gula jawa, membuat cita rasa Sony Boy semakin dinamis. Rasa manis legit dari gula jawa, lumer dengan kelembutan vanila. Ditambah dengan rasa cokelatnya yang pekat, menambah kesan istimewa saat es krim ini dicecap oleh lidah. Belum lagi, rasa asam segar yang muncul dari stroberi membuat lidah seolah dimanjakan dalam setiap sendoknya.
Serasa dengan Arief (40), pengunjung asal Malang ini mengatakan, kelezatan es krimnya membuat kangen. Setiap kali ada momen liburan bersama keluarga, dirinya selalu menyempatkan mampir ke Toko Oen.
“Es krimnya lembut, lalu perpaduan rasa di setiap campuran bahannya itu bisa ngeblend,” ucapnya, sembari menikmati es krim bersama keluarganya di Toko Oen, Rabu (18/5/2016) siang.
Di restoran ini juga terdapat sajian makanan berat, seperti steak dan olahan masakan Indonesia, serta kudapan ringan semisal kue kering dan cake. Menu di toko ini dibanderol dengan kisaran harga mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 60 ribu. Untuk es krim Sony Boy dihargai Rp 40 ribu per porsi.
Sekadar diketahui, ditilik dari website internalnya dalam “History of Toko Oen”, menyebutkan, Toko Oen adalah salah satu di antara sekian restoran milik keluarga tertua yang masih dijalankan dan dikelola oleh keturunan langsung dari sang pendiri. Namun, saat ini Toko Oen di Malang sudah beralih kepemilikan. Sedangkan yang masih dikelola oleh keturunan asli adalah Toko Oen di Semarang yang berdiri sejak 1936.
Ndak usah bingung mengunjunginya karena jasa Chibi Rental Motor menyediakan semua unitnya untuk explore Malang, Batu dan sekitarnya. Kamu tinggal mengunjungi web kami yang langsung terkoneksi dengan contact admin. Sangat mudah kan gaesss.
Yang setuju langsung tulis di kolom komentar ya sob.